Kandungan Syahadat
مَدْلُوْلُ الشَّهَادَةِ
Apa arti
kata “asyhadu”?
- Pernyataan (اَلْإِعْلاَنُ)
Bahasa Arabnya: اَلإِقْرَارُ atau اَلإِعْلاَنُ (dalam bahasa Indonesia: Iklan, yang seharusnya membacanya
I’lan bukan iklan).“Asyhadu”
berarti “aku menyatakan”.Kalau
dihubungkan dengan kalimat syahadat maka artinya “aku menyatakan bahwa tidak
ada ilah kecuali Allah, dan aku menyatakan bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.
- Sumpah (اَلْقَسَمُ)
Kandungan kedua dari syahadat adalah SUMPAH.Bahasa Arabnya:
اَلْقَسَمُ.“Asyhadu” berarti “aku bersumpah”.Dihubungkan dengan kalimat syahadat
maka artinya “aku bersumpah bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, dan aku
bersumpah bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. Sumpah memberikan
bobot kebenaran terhadap apa yang dinyatakan (makanya saksi sebelum bersaksi
harus disumpah).Bahwa
yang dinyatakan itu tidak main-main, melainkan keluar dari hati yang paling
dalam Contoh:
–
Di
sana ada tabrakan!
–
Masak?
–
Sumpah!
–
(Yang
mendengar jadi percaya)
- Janji (اَلْعَهْدُ)
Kandungan ketiga syahadat adalah JANJI.Bahasa Arabnya: اَلْمِيْثَاقُ atau اَلْعَهْدُ.“Asyhadu” berarti “aku berjanji”.Dihubungkan dengan syahatain maka
artinya “aku berjanji bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, dan aku berjanji
bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.
Iman yang Benar (اَلإِيْمَانُ الْحَقُّ). Iman yang benar juga harus
memenuhi tiga hal
–
إِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ
(menyatakan dengan lisan)
–
تَصْدِيْقٌ بِالْقَلْبِ
(membenarkan dengan hati)
–
عَمَلٌ بِالْجَوَارِحِ وَالْحَرَكَاتِ (mengamalkan dengan anggota badan dan gerakan-gerakan).
Ketiganya harus ada, tidak boleh hilang satu pun.
Kandungan pertama syahadat adalah pernyataan. Ini
menghasilkan STATUS keIslaman seseorang. Status ini tidak akan hilang hingga
LISANNYA mengingkarinya, bukan karena perbuatannya. Tidak boleh mengkafirkan
seseorang yang status kemuslimannya masih tetap ada. Status itu sangat penting,
karena menentukan diterimanya amal seseorang. Kalau dia tidak punya status
(sebagai Muslim) maka amalnya batal. Bila seseorang sudah merasakan kandungan
kedua dari iman, maka batinnya bernilai. Ini tentu tidak kelihatan. Tapi bisa
dilihat dari SIKAP
Hati yang membenarkan menghasilkan sikap yang baik
–
Hati yang menolak memunculkan sikap yang buruk
Amal yang dilakukan seseorang menunjukkan bahwa
dirinya memiliki nilai lahir. Ini kelihatan, misalnya mendirikan shalat,
berpuasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat, berhaji, dsb. Jika ketiga
kandungan iman ini ada, maka seseorang telah memiliki:
–
Status (sebagai Muslim)
–
Nilai (batin dan lahir)
Keduanya sama-sama penting
–
Ada status tapi tidak ada nilai?
–
Ada nilai tapi tidak ada status?
Umar ra pernah menangis ketika bertemu dengan
seorang pendeta. “Amalnya banyak, tapi kelak masuk neraka.”
ISTIQOMAH
•
Mu’min yang selalu menjaga lisan, hati dan anggota
badannya dengan yang dituntut oleh Allah dan RasulNya, maka dia berada dalam
kondisi istiqomah
•
Istiqomah tidak bisa datang tiba-tiba, tapi melalui
proses
•
Itulah kenapa digunakan kata “tsumma” (kemudian)
Keberanian (َلشَّجَاعَةُ)
•
Dikatakan kepada orang yang istiqomah أَلا تَخَافُوا (janganlah kalian
khawatir), maka dia tidak akan khawatir 46:13 (فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ)
•
Artinya dia selalu berani
Tenang (اَلاِطْمِئْنَانُ)
•
Musibah apapun yang menimpanya tidak akan
menumbangkannya (putus asa)
•
Sebaliknya, kebaikan apapun yang diraihnya tidak
membuatnya sombong (57:22-23)
•
Ketenangan dan kestabilannya karena menyadari semua
takdir Allah itu baik (كُلُّ مَا قَدَّرُ
اللهُ خَيْر)
Optimis (اَلتَّفَاؤُلُ)
•
Memandang masa depan penuh dengan keyakinan
(optimis)
•
Malaikat memberikan kabar gembira tentang sorga yang
telah dijanjikan
•
Melihat masa depan Islam pun yakin bahwa masa depan
di tangan Islam (الْمُسْتَقْبَالُ لِهذَا الدِّيْنِ)
Bahagia Sejati (اَلسَّعَادَةُ)
•
Jika seseorang hidupnya penuh keberanian, tenang dan
optimis, maka berarti telah tercapai kebahagiaan hakiki
•
Bagaimana bahagia kalau salah satunya hilang?
• Jadi syahadah menghantarkan kita kepada sa’adah (مِنَ الشّهَدَةِ إِلَى السّعَادَةِ)
Comments
Post a Comment