Kebutuhan Manusia Terhadap Rosul
حَاجَةُ اْلإِنْسَانِ إِلَى الرَّسُوْلِ
Ketika Allah SWT menurunkan Adam AS beserta istrinya ke bumi, maka kemudian
memiliki anak. Setiap kali mengandung, Hawa melahirkan satu pasang anak kembar: laki-laki
dan perempuan. Syari’at yang diterapkan: perkawinan silang dan tidak boleh menikah dengan
kembarannya.
Perkembangan
Manusia
Manusia kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai tempat. Mereka
bersuku-suku dan berkabilah-kabilah. Mereka hidup tanpa petunjuk,
sehingga menyimpang dari kebenaran. Allah SWT mengutus RasulNya
untuk mengembalikan mereka ke jalan kebenaran. Rasul yang diutus biasanya
berasal dari kaum mereka sendiri.
Fitrah
Manusia (اَلْفِطْرَةُ)
Allah SWT telah menanamkan fitrah (Islam) kedalam setiap janin yang sudah
ditiupkan ruh. Saat itulah Allah mengambil perjanjian kepada manusia dengan sebuah
pertanyaan, “Apakah Aku ini Rabb kalian?” Maka semuanya membenarkannya dan
menjadi saksi. Karena itulah, peradaban apapun yang berlaku pada manusia, purba ataupun
modern, ada yang tidak dapat dihilangkan dari diri manusia. Apa itu?
Mengakui Eksistensi Pencipta (وُجُوْدُ الْخَالِق)
Fitrah yang
ditanam oleh Allah tidak akan pernah hilang, yang terjadi adalah tertutupi
dengan kotoran-kotoran lain. Oleh karena itu, manusia pasti mengakui bahwa di balik alam semesta yang
megah dan teratur ini, ada penciptanya. Hanya saja, karena tidak ada PETUNJUK yang benar, manusia berbeda-beda
(salah) dalam menyebut dan mensifatinya.
Sang Pencipta
Keterbatasan
akal manusia menyebabkan kesalahan dalam menggambarkan Sang Pencipta. Ada yang
menganggap bahwa Pencipta itu terbatas pada satu kemampuan: langit sendiri
penciptanya, laut, gunung, awan, dll ada pencipta dan pemeliharanya
sendiri-sendiri
– Bhrahma: dewa pencipta alam
– Shiva: dewi perusak alam
Menyembah perusak lebih disukai dari pada pencipta, sehingga patung dewi
Shiva yang lebih banyak disembah.
Bangsa Arab
Bangsa Arab
berasal dari keturunan Ismail AS. Mereka pertama kali mendapat
bimbingan dari Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Sepeninggal Ismail AS tidak
ada lagi Rasul yang diutus kepadanya sehingga terjadi banyak penyimpangan. Mereka
mengakui dengan pasti akan keberadaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam,
tetapi mereka mensekutukannya dengan lainnya.
Kepastian Jawaban
Jika ditanya:
– "Siapakah yang menjadikan
langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?"
–
"Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?"
"Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?"
Beribadah kepada Pencipta (عِبَادَةُ الْخَالِقِ)
Setelah
mengenal Pencipta, maka mereka pun menyembahnya. Akan tetapi, terjadi berbagai
macam cara penyembahan. Semuanya tidak lepas dari berbagai kemusyrikan yang menyertai penyembahan
kepada Sang Pencipta :
– Menyembah berbagai dewa-dewi,
binatang, arwah, bintang, matahari, malaikat yang dianggap anak perempuan Allah
(kepercayaan kafir Quraisy), berhala-berhala.
– Mengadakan berbagai sesaji dan
korban untuk “tuhan-tuhan” itu
Naluri Menyembah
Fitrah
itulah yang mendorong manusia memiliki naluri untuk menghormati, mengagumi,
mensucikan, mengkultuskan Dzat yang dianggap Tertinggi. Selanjutnya
di hadapan Dzat atau berbagai Dzat itu mereka menundukkan diri, menghinakan
diri, ruku’, sujud. Sejarah manusia dalam setiap masa selalu ada tempat-tempat ibadah atau
pemujaan.
Hidup yang Tertata (اَلْحَيَاةُ اَلْمُنَظَّمَةُ)
• Fitrah juga mendorong manusia
hidup secara teratur
– Mereka hidup
berkelompok-kelompok (49:13)
– Mereka menunjuk satu orang
sebagai pemimpin mereka
– Mereka mentaati aturan yang
disepakati bersama atau yang ditentukan oleh sang pemimpin
• Hanya saja, karena ketiadaan
petunjuk akhirnya mereka merasa lebih tinggi (superior) dibanding lainnya à terjadi penindasan, peperangan, penjajahan, perbudakan
Ashabiyah (Fanatisme Bangsa)
• Sejarah mencatat berbagai
bentuk fanatisme suku atau bangsa
• Banga Arya merasa dirinya
bangsa suci, tinggi
• Begitu pula bangsa Yahudi,
bangsa kulit putih, bangsa Arab di masa sekarang
• Paham nasionalisme yang semula
baik, kemudian berkembang menjadi chauvinisme (nasionalisme sempit dan
berlebihan)
• Antar-suku Arab Quraisy sering
terjadi perang karena masalah yang sepele
• Arab Madinah dibantu oleh
Yahudi terlibat Perang Bu’ats selama 40 tahun sebelum Islam masuk
Kekacauan
• Ketiadaan petunjuk menyebabkan
terjadinya berbagai macam kekacauan
– Kacau dalam mempersepsikan
Sang Pencipta
– Kacau dalam peribadatan
– Kacau dalam fanatisme dan
penindasan terhadap rakyat oleh penguasa
• Eropa berabad-abad hidup dalam
kegelapan sebelum kedatangan Islam kesana
• Arab adalah bangsa yang tidak
diperhitungkan dalam percaturan dunia sebelum kedatangan Islam
Petunjuk Rasul (هِدَايَةُ
الرَّسُوْلِ)
• Untuk mengatasi dan
menyelesaikan berbagai kekacauan itu, maka Allah mengirim para rasul untuk
memberikan petunjuk kepada umat manusia
• وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ (Dan
sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus)
• Petunjuk itu berupa WAHYU yang
Allah turunkan kepada para nabi dan rasul, di antaranya berupa shuhuf dan
kitab-kitab.
Mengenal Pencipta (مَعْرِفَةُ
الْخَالِقِ)
Dengan petunjuk itulah manusia dikenal oleh para
rasul tentang Pencipta satu-satunya alam semesta ini, yaitu ALLAH SWT
– Rabb kalian adalah ALLAH (ذَلِكُمُ
اللَّهُ رَبُّكُمْ)
– Tidak ada ilah kecuali Dia (لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ)
– Pencipta segala sesuatu (خَالِقُ
كُلِّ شَيْءٍ)
– Sembahlah Dia (فَاعْبُدُوهُ)
– Dia adalah Pemelihara segala
sesuatu (وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ)
Hakikat Tuhan-tuhan Lain
• Tidak dapat memberikan manfaat
dan mudharat.
• Dibantu bukan membantu.
• Tidak dapat mendengar doa.
• Nama-nama yang diada-adakan
sendiri bukan tuhan yang menentukan namanya.
Pedoman Hidup (مِنْهَاجُ
الْحَيَاةِ)
• Para rasul juga memberi
petunjuk tentang aturan-aturan yang seharusnya menjadi pedoman hidup mereka,
bukan aturan-aturan yang dibuat mereka
• Pedomana hidup itu seharusnya
mampu mengarahkan manusia pada jalan yang lurus (shiratul mustaqim) bukan jalan
yang menyimpang dan sesat
• Pedoman hidup itu adalah ISLAM
(6:153) inilah yang mesti diikuti dan jangan mengikuti pedoman yang lain karena
akan menyimpangkan dari jalur yang benar
Contoh Pelaksanaan
• Para rasul tidak sekedar
menjelaskan pedoman hidup secara teoritis saja, tetapi mereka menerapkan secara
langsung dalam kehidupan mereka
• Mereka adalah contoh hidup (نَمُوْذَجُ
حَيٍّ) dari pelaksanaan pedoman hidup itu
• Kita disuruh mencontoh kepada
Nabi Ibrahim dan orang-orang yang mengikutinya, termasuk Rasulullah SAW
• Rasulullah SAW adalah teladan
yang baik
• Dikatakan bahwa Rasulullah
adalah Al-Qur’an yang berjalan karena akhlaknya adalah al-Qur’an (كَانَ
خُلُقُهُ الْقُرْآنَ) HR. Ahmad
Beribadah dengan Benar (اَلْعِبَادَةُ اَلصَّحِيْحَةُ)
• Berkat petunjuk Rasul, manusia
mengenal Allah SWT dengan benar dan mengikuti pedoman hidup yang sejati
• Dengan begitu, manusia
akhirnya dapat beribadah kepada Allah SWT dengan ibadah yang benar
• Sembahlah AKU saja
• Beribadah dengan memurnikan
ketaatan
Comments
Post a Comment