Tawazun
Sikap terhadap Dua Hal
Tawazun
(keseimbangan) sangat penting dalam kehidupan à tidak tawazun akan fatal akibatnya. Biasanya tawazun berkaitan
dengan mensikapi dua atau beberapa amal yang mesti dilakukan agar sikapnya
tepat (adil): memberikan hak kepada yang berhak.
Tawazun di Alam Semesta
Allah SWT
menciptakan langit dan semua isinya dengan tawazun.
ada 3 sikap:
1. Tawazun: وَوَضَعَ الْمِيزَانَ à وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ
2. Jangan berlebihan: أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
3. Jangan mengurangi: وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
Ada perintah dan larangan agar tetap menjaga keseimbangan (tawazun). Bagaimana
sikap tawazun dalam diri manusia?
Fitrah Manusia
Allah SWT menciptakan manusia dengan membawa fitrah (30:30 ) yang suci
(ISLAM, TAUHID 7:172)
كُلُّ
مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ
يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR Muttafaq
Alaih)
HANIF
a. Adanya fitrah inilah yang membuat manusia memiliki kecenderungan kepada
kebaikan atau yang disebut HANIF
b. Maka kecenderungan baik (hanif) mesti dipertahankan à 30:30 perintah untuk perhatian terhadap DIEN
YANG LURUS, yang akan membawa fitrah tetap pada jalan yang lurus
c. Ingat! Bahan baku yang telah diberikan Allah itu baik, tapi jika tidak
dipelihara akan rusak.
Memelihara Fitrah
Agar fitrah
yang hanif ini terpelihara dengan baik, perlu bersikap TAWAZUN terhadap 3
potensi manusia: jasad, akal, dan ruh. Manusia menurut Islam terdiri
dari 3 unsur:
- JASAD (physical being)
- AKAL (intellectual being)
- RUH (spiritual being) à Barat sering melupakan yang ini
Makanan yang Seimbang
a) Bagaimana sikap tawazun terhadap ketiga potensi itu?
b) Memberi makanan (اَلْغِذَاءُ) ketiganya
secara tawazun
c) Seimbang atau adil: sesuai keperluannya, bukan mesti sama
اَلْغِذَاءُ
اَلْجَسَدِيُّ (Makanan Jasad)
a. Makanan jasad, ya makanan yang biasa kita makan: nasi, tahu, tempe, daging,
sayur, susu, madu, air, dll
b. Kurang makanan à lemah, sakit, bahkan bisa mati (kelaparan)
c. Allah SWT telah menyediakan makanan untuk manusia dengan dua patokan:
- Halal dan baik
- Tidak berlebihan
Cenderung Berlebihan
• Allah SWT hanya melarang untuk
tidak berlebihan, tapi tidak ada larangan jangan kekurangan
• Karena kecenderungan manusia
dalam masalah ini adalah berlebihan, tidak ada yang mau kekurangan
• Bahkan tubuh manusia ternyata
didisain oleh Allah, mampu menampung lemak hampir tanpa batas à ada manusia yang berbobot 600 kg
• Berlebihan di sini juga
berarti memakan makanan yang haram atau tidak membayar zakatnya atau
mengharamkan makanan yang halal.
Bekerja
• Agar mendapatkan makanan à mesti bekerja: pekerjaan yang baik, bukan mencuri, menipu, dll
• Makanan halal tapi didapat
dengan uang yang haram akan masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh ada unsur
haramnya
اَلْغِذَاءُ
اَلْعَقْلِيُّ (Makanan Akal)
• Makanan akal adalah ILMU
• Kurang ilmu à akalnya lemah, “kurus” (bodoh)
• Seperti makanan jasad, ilmu
pun mesti yang baik sehingga bermanfaat
• Ilmu yang buruk: ilmu sihir,
ilmu mencuri, dll
Ayat-ayat yang Pertama Turun:
•
ILMUAda tiga surat yang pertama turun
- Al-’Alaq: 1-5 à perintah membaca (iqra’)
- Al-Qalam à ayat 1 Demi PENA dan apa yang DITULIS
- Al-Muzammil:1-19 à perintah membaca al-Qur’an dengan perlahan (tartil)
• Pada masa kejayaan Islam, ilmu
pengetahuan berkembang dengan pesat
HIKMAH
• Jika ilmu itu berkembang
dengan baik, maka akan muncul hikmah (sikap bijak)
• 2:269 hikmah = kebaikan yang
banyak
Ø Hikmah adalah memahami al-Qur’an
Ø Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة في
القول والفعل)
Ø Hikmah adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya
Ø Hikmah adalah pemahaman
Ø Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala
sesuatu adalah takut kepada Allah
اَلْغِذَاءُ اَلرُّوْحِيُّ (Makanan Ruh)
• Makanan ruh adalah dzikrullah
(ingat kepada Allah)
• Inilah makanan yang kurang
mendapatkan perhatian manusia pada umumnya
• “Lapar”-nya tidak terasa,
padahal fenomenanya sudah muncul: gelisah, tidak dapat tidur
• Padahal ruh itu PENGENDALI
diri kita
Tidak Terkontrol
Akibat kelemahan ruh, maka
kehidupan seseorang tidak akan terkontrol.Halal dan haram tidak
dipedulikan.Orang lain susah pun tidak dipedulikan. Masyarakat hancur, negara hancur, bahkan dunia hancur pun tidak peduli. Ia akan mementingkan dirinya sendiri
Dzikrullah
• dzikir yang banyak (ciri
mu’min)
• dzikir yang sangat sedikit
(ciri munafik)
• “Aku terserah kepada
persangkaan hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca: berdzikir) dalam
diri-Nya, aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku didalam
sebuah jamaah, aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari
mereka.” (Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘Alaihi dari hadits Abu Hurairah)
Orang yang Arif
• Dzikir di sini bukanlah
sebatas dzikir ucapan, tetapi
– taubat itu merupakan dzikir
– tafakkur itu dzikir
– menuntut ilmu itu dzikir
– mencari rezeki-jika niatnya baik-jiga termasuk dzikir
– dan segala sesuatu yang di sana ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda
selalu waspada akan pengawasan-Nya kepada anda, maka itu adalah dzikir.
• Oleh karena itu orang yang
arif adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan kesempatan
Adab Berdzikir
- Khusyu’, menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
- Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
- Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka
- Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai
- Mengakhiri dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
Macam-macam Dzikir
- Al-Wazhifah
- Wirid Qur’an
- Doa-doa siang dan malam
- Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
- Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah
Efek Kekurangan Makanan
• Terhadap jasad: lapar atau
mati à efek pribadi
• Terhadap akal: bodoh
• Terhadap ruh: mati hati
• Secara rinci sudah diuraikan
dalam madah “NAFSUL INSAN”
Ni’mat Lahir dan Batin
• Jika jasad, akal, dan ruh
terpenuhi keperluannya dengan tawazun, maka itulah ni’mat yang sejati: lahir
dan batin (31:20)
• Kehidupannya akan stabil,
tidak mudah tergoncang
والله أعلم
بالصواب
Comments
Post a Comment